Sabtu, 29 November 2008

(casciscus-1) : tahu-tahu tak tahu....







Keledai tahu…

Dia senang masuk lubang…

Keledai tahu..

Tanah datar tak buat dia senang..

Keledai tahu…

Masuk lubang jutaan kali pun dia senang….

Keledai juga tahu…

Dia perlu istirahat…

Keledai tahu betul..

Dia harus dia harus tidur sejenak..

Entah kenapa , tanah datar tidak bias menahan beratnya

Dan menariknya ke lubang..

Badannya bilang, “berhenti!”

Kakinya bilang, “berhenti!”

Bahkan otaknya pun bilang “BERHENTI, BANGSAT!”


Tapi badannya yang lambat

tak bisa lari dari apapun yang menariknya kedalam lubang itu

dia tahu menyenangkan berada di dalam lubang dan mencari jalan keluar

itu tantangannya..

dia hanya bingung..

kenapa dia tertarik pada lubang-lubang itu?

Keledai tahu…

Tapi ia tak tahu….

Mungkin ini hanya sekedar kutukan…

Seperti kutukan davy jones…

Minggu, 23 November 2008

anger management (1) : if i ever....

if i ever catch you redhanded,
i'll put a tiny little hole around your neck,
hang you upside down,

you'll surely regret it...
and, wish you were born as bird..
so i can't catch you and put that tiny little hole..

and after seventy-something years..
i'll come back...
to watch the last drop of your blood...
and watch you bleed to dry and die..


"goosssssfrabaaaaaaa................"

Intermezzo (4) : HAppines is warm GUN

“When life is jolly rotten, there’s something you forgotten and that’s to laugh, and smile, and dance, and sing. Always look on the bright side of life, always look on the light side of life….” –Art Garfunkel-

Tulisan ini di dedikasikan untuk Nike Astria (bukan si penyanyi) Malik, teman saya yang bertanya apa arti kebahagiaan untuk saya...

Begini…untuk saya sendiri itu dan sama seperti orang-orang lain di dunia ini kebahagiaan itu relatif. Saya tidak percaya ada kebahagiaan mutlak. Kita manusia dan diciptakan utuk selalu tidak pernah puas akan keadaan. Jadi kebahagiaan mutlak itu tidak ada menurut kepercayaan pemuja kegilaan hidup yang saya anut. Hahahaha….

Pada prinsip nya kebahagiaan itu bisa muncul jika kita ingin kebahagiaan itu muncul. Dalam kondisi apapun, seklai lagi DALAM KONDISI APAPUN. Tidak peduli pemakaman, tidak peduli kebangkrutan, tidak peduli putus cinta. Pernah dengar kan pastinya kata-kata yang (iye2 ga tau gw kata2 siapa…) yang bilang kalo “your eyes only see what your brain want you to see”. Tidak perlu ahli bahasa inggris pun kita tahu bahwa kalimat itu jangan diartikan mentah-mentah. Tentu saja kita tidak bisa berharap sebuah keledai berubah menjadi sebuah singa atau gajah hanya dengan berpikir demikian. Tapi setidaknya kita bisa memperlakukan keledai seperti singa jika ita berpikir dia adalah singa, bukan?
Jadi saya sepakat jika definisi kebahagiaan itu sekedar ada jika kita mau perasaan itu ada. Saya ingin menceritakan contoh kasus saya sendiri, dalam hal ini perjalanan. Mungkin bagi sebagian besar orang perjalanan yang kemarin saya lakukan tidaklah sedemikian menyenangkannya. Segala ketidakpastian, tidak bisa nya kita untuk menjangkau hal-hal yang biasa berada di sekitar kita seperti koran maupun televisi. Pergi ke suatu tempat tanpa tahu kita akan tidur dimana nantinya. Mungkin tidaklah semenyenagkan itu.

Tapi toh saya menikmati nya, kenapa? Dan sejujurnya dalam kondisi tertentu saya tidak mau melakukan apa yang saya lakukan disana. Misalnya, di Jakarta saat ini. Mengapa demikian? Mungkin karena pada saat perjalanan itu dirancang kita sudah mengetahui segala kemungkinan atas ketidakpastian yang mungkin kita hadapi, mungkin kami sudah tahu bahwa kami memiliki kemungkinan untuk tidur beratapkan langit suatu saat, dan itu memang terjadi! Intinya adalah predikisi yang kita lakukan itu tentunya tidak secara spesifik, namun lebih kepada hal-hal yang umum saja. Jika kita memilih salah satu jalan, entah itu pernikahan, pekerjaan, atau apapun juga kita pasti tahu bahwa akan ada resiko dari setiap pilihan tersebut.mengerti? tidak? Wajar…:D

Contoh, jika kita memilih suatu pilihan pekerjaan, kita pastinya juga memiliki penilaian-penilaian terendiri, mengapa pekerjaan itu kita pilih, bukan? Mudahnya, uang (contoh lho) kita tahu bial kita menginginkian uang, kita harus bekerja, dan sering kali bagi kebanyakan orang, mereka tidak bisa memilih –walau tak jarang yang TIDAK MAU- memilih pekerjaan idaman mereka. Toh, walaupun mereka telah mendapatkan pekerjaan idaman, seringkali kita tidak pernah melihat sisi positif dari kehidupan kita sendiri. Yang kita rasakan hanya beban kerja, jam kerja, gaji kurang, bos galak, and stuff….

Perasaan negatif seperti itu lah yang menurut saya menghalangi kita untuk menikamati hidup kita. Bagaimana kita bisa menikmati hidup saya jika kita hanya mau membuka hati dan otak kita unutk hal-hal yang bersifat negatif? Jika kita bisa mengesampingkan itu – yang tentunya tidak mudah- dengan berpikir positif, maka rasa BAHAGIA itu akandatang dengan sendirinya.

Selasa, Tanggal 14 oktober 2009, saya berjalan-jalan di sekitar Sudirman dan Thamrin unutk mengabadikan bulan purnama pada malam itu ditemani dengan seorang teman saya. Ketika kami sampai di monas, saya sempat bingung mengapa pada hari kerja biasa dimana keesokan harinya orang-orang pada umumnya pergi bekerja atau kuliah, atau sekolah, ada saja orang yang meluangkan waktunya untuk pacaran di sana, ada juga yang berjalan-jalan dengan keluarganya (termasuk nenek, kakek, dan bayi nya, dan bukan hanya satu keluarga) untuk menikmati kota Jakarta (yang kata orang tidak menyenangkan , kotor, dan sebagainya). Ter-celetuk-lah dari mulut saya kepada didit, teman saya itu, “banyak ya orang kaya di Indonesia, weekdays gini sempet jalan-jalan ama pacaran di onas, bawa keluarga pula!”. Didit pun menjawab, “kaya secara moral, bukan finansial, wo. Mereka mungkin sudah merasa cukup terpenuhi dan ngga’ ngoyo untuk ngejar-ngejar uang.” “ mereka merasa sudah cukup bekerja hari ini, dan mereka pengen menikmati hidup”, lanjut Didit. ITULAH!

Saya langsung sepakat. Mungkin juka kita hanya melihat sisi buruk dari kota Jakarta yang terdiri dari kriminalitas, sampah, kemacetan , dan buruk nya pemerintah. Kita akan kehilangan untuk menikmati kota Jakarta bahkan menikmatyi hidup kita sendiri. Harusnya sudah mengerti ya sampai disini?
Jadi intinya kebahagiaan itu bisa kita temukan dimana, saja, kapan saja, ketika hati dan otak kita sepakat untuk berpikir bahwa kita bahagia. Bila kita merasa bahagia saat bisa minum kopi dan membaca koran setiap pagi, JANGAN KATAKAN ITU BUKAN KEBAHAGIAAN. Ketika kita bahagia dengan jika kita senang bila pacar kita romantis, JANGAN PULA KATAKAN BAHWA ITU BUKAN BAHAGIA. Bahagia itu bisa muncul dari segala arah, segala macam cara. Baik dari sesuatu kegiatan yang tidak rutin – misalnya pesta kejutan-, atau bisa juga karena kegiatan rutin yang biasa kita lakukan semacam minum buang air besar di pagi hari (beberapa orang akan mengalami ke-BT-an berlebih ketika tidak sempat buang air besar di pagi hari. Haha!). bahkan dari hal yang paling CETEK sekalipun. Seperti menemukan uang seribu rupiah di pinggir jalan.

Karena saya berpendapat bahagia itu tidak bisa dikukur seperti ketika Einsten menulis E=MC2 . karena mungkin suatu saat kita tidak menikmati kopi yang kita minum di pagi hari, atau mungkin suatu saat kita justru bahagia ketika kita putus dari pacar kita. Yang jelas kebahagiaan dapat muncul dimana saja, kapan saja.karena itu untuk hal ini saya menyebutnya “simple kind of happiness”. (bukan juga istilah yang saya buat juga, entah siapa penciptanya).
Dan sekali lagi, kadang-kadang untuk mencapai kebahagiaan, kita perlu berusaha yang berarti kebahagiaan itu tidak gratis, mau ngopi, kita harus beli kopi pakai uang. Misalnya. Jika kita merasa bahagia bila kita merasa ada, berarti kita harus berusaha agar kita ada. Dan kita memang kebahagiaan seperti itu yang kita inginkan, maka,jangan sekali-kali pernah mengeluhkan bagaimana sulitnya menaiki tangga kebahagiaan itu. Bahkan, Begitu pula bila kita bahagia dalam diam. Mungkin kita juga harus siap membayar di-cap “autis”. :D

Ada banyak simple kind of happiness di dalam hidup saya sendiri yang tak mungkin di tuliskan satu-persatu disini. Tapi yang jelas cukup mudah bagi saya. Saya bisa merasa bahagia ketika saya tersenyum, dan ketika orang lain tersenyum, terutama bila mereka tersenyum bukan karena perbuatan yang sedang saya lakukan, tapi bila mereka tersenyum karena melihat saya tersenyum menikmati hidup. All we’re sayin’ is give peace a chance, rite?

“There’s nothing you can do that can be done,
There’s nothing you can sing that can’t be sung,
There’s nothing you can make that can’t be made,
There’s nothing you can save that can’t be saved.
It’s easy…. ALL YOU NEED IS LOVE”