Rabu, 03 September 2008

intemezzo (2) : 1 : 1.000 Vs 1.000 : 1.000.000

Intermezo (2) : Perhitungan yang sangat tidak matematis., 1 : 1.000 < 1000 : 1.000.000

pada suatu hari, pada suatu percakapan di dunia maya, saya dan beberapa teman membicarakan mengenai hari bumi dan apa yang dapt kita lakukan untuk planet ini. Pembicaraan pun ditanggapi dengan baik dan banyak yang memiliki ide ini dan itu. Budaya ,atau mungkin juga hanya sekedar trend, hijau yang berkembang akhir-akhir inilah yang menjadi rata-rata jawaban saat itu. Dimulai dari membawa plastik sendiri ke tempat perbelanjaan, tidak membuang sampah sembarangan, lubang biopori, hingga menggunakan kendaraan umum.

Namun pembicaraan itu sempat terganggu ketika salahs atu dari kami menjawab tidak setuju dengan kendaraan umum karena polusi nya. Yaaahh, saya tidak ingin membahas masalah statistic apakah yang penyumbang polusi terbesar itu kendaraan umum atau bukan. Tapi say ingin bicara mengenai Kesadaraan diri, dan bagaimana kesadaraan itu dapat mempengaruhi orang lain.

Dulu, dan hingga sekarang, say senang membaca komik. Dan saya pernah membaca suatu pertanyaan (di komik Kotaro: jurus rahasia Kyokutan). Ketika itu ada seorang karakter yang ingin menguasai Jepang menggunakan tarian “penghipnotis” (sudah cukup, beli saja komiknya kalo inign tahu cerita nya). Disitu dia bertanya mana yang lebih besar? Apakah 1 : 1.000 atau 1000 : 1.000.000? mungkin bagi kita yang awam dan hanya belajar matematika dasar di SMA, kita bisa mengatakan bahwa jawabannya sama saja. Tapi kemudian ia menjelaskan bahwa perbandingan yang disebutkan belakangan lebih besar dari pada yang disebut pertama. Kenapa bisa begitu?

Jadi begini perumpamaan nya……

Jika di dalam suatu ruangan terdapat 1000 orang dimana 999 orang menengok ke kanan dan ada 1 orang menengok ke kiri. 999 orang lainnya tentu tidak akan terlalu terpengaruh untuk ikut menengok ke kiri juga. Mungkin satu orang itu hanya kaan dianggap seperti orang aneh biasa dan sisanya akan menjalani hidupnya seperti biasa (menengok ke kanan). Tapi di lain sisi jika ada 1.000.000 orang di dalam satu ruangan dan ada 999.000 orang yang melihat ke kanan. Dan diantara 1.000.000 orang itu terdapat 1.000 orang yang melihat ke kiri. Tentunya 1.000 orang ini tidak lagi dianggap aneh karena Sendirian seperti di contoh pertama, tapi mereka sedikit banyak memiliki pengaruh yang lebih kuat untuk mempengaruhi 999.000 orang lainnya unutk ikut meilhat ke kiri.mereka (999.000 lainnya akan memiliki rasa penasaran mengapa ada 1.000 orang yang tidak melihat ke kanan, tapi melihat ke titik lain di sebelah kiri) Paling tidak perngaruh dan progresifitas penmabahan jumlah orang yang meilhat ke kiri akan lebih besar di bandingkan pada pehitungan 1 : 1.000, bukan?

Begitu juga dengan permasalahan lingkungan yang saya bahas di atas. Mungkin belum semua orang sadar akan permasalahan yang ada di sekitar kita. Mungkin jika mereka sadar pun, masih belum bayak yang mau berubah ke arah yang lebih baik. Kita menggunakan alasan infrastruktur yang belum memadai, bahaya copet, panas, waktu, dan lain sebagainya. Dan akhirnya? Kita lebih memilih unutk mengendarai kendaraan pribadi saja.

Sebetulnya menurut saya itu hanya lah alasan-alasan saja. Pembenaran-pembenaran yang kita gunakan untuk memilih TIDAK MAU berubah, bukan TIDAK BISA berubah. Kita ingat ketika kita masih SMA? Dan awal kuliah? Munkgin beberapa dari kita masih ikhlas untuk berdesak-desakan di dalam kopaja atau metro mini, mungkin kita masih mau untuk memeluk tas kita di dada dalam pengapnya KRL ekonomi. Tapi ketika kita beranjak mapan (bergaji) kita sendiri yang memilih untuk menaikan taraf hidup kita , bukan? Toh sudah ada gaji, naik taksi gapapa deh. Beli mobil deh,ato motor, kredit nya murah.

Sebetulnya seua itu bisa kita mulai dari diri kita sendiri.mungkin bila cuma kita (sebagi 1 orang) melakukan hal-hal yang kita sebut ramah lingkungan itu ,mungkin tidak banyak yang akan terpengaruh dengan perbuatan kita.paling ngga progresifitas nya terlalu rendah. Unutk mempengaruhi semua orang lain untuk bebuat yang sama, UNTUK KEHIDUPAN KITA JUGA.

Jika kita bisa memulai dengan mengantungi punting rokok ketika tak ada tong sampah di sekitar kita……….

Jika kita bisa mulai memberi pengertian pada orang yang merokok di tengah padatnya bis kota…..

Jika kita bisa mulai memilih kendaraan umum di banding kendaraan pribadi…..

Mungkin kita bisa menjadi bagian dari 1000 orang diatas…..dan bergerak menuju ke angka 1.000.000

Tidak ada komentar: