Selasa, 12 Agustus 2008

Cakung-Cilingcing!! ala Sumbawa....







020708, setelah 4 hari perjalanan yang menambah khazanah berpikir kami, akhirnya tiba terjejak juga kami kami di Sumbawa Besar, Pulau Sumbawa..hmmmm, mungkin enam cerita terdahulu menghabiskan waktu lebih dari 5 jam untuk diceritakan secara lisan. ya, dan akhirnya kami tiba juga di Pulau ini.

Tetapi, perjalanan belum selesai. bukan...bukan saja perjalanan baru akan dimulai, tetapi memang kita pun belum tiba di tujuan kita, bukankah tujuan kita Kota Bima? dan kita masih berada 8 jam dari kota Itu
. ah, luas sekali Negara ini.

yah, ketika kami tiba pun matahari belum menampakan jari-jarinya, tidur kami pun sebetulnya tidak senikmat itu karena waktu istirahat kami lebih banyak terpakai untuk berbincang dengan pak Slamet, tapi perjalanan tidak bisa lagi menunggu matahari menyembul.

bis antar kota itu sudah menunggu, mungkin bisa dikatakan "itu bukan Bis, itu mobil ELF". mobil-mobil ini lah yang setiap harinya mendukung mobilisasi penduduk pulau sumbawa. Mahal memang, untuk jarak yang tak seberapa dompet harus terogoh hingga 50 ribu rupiah. jarak yang tak seberapa namun dengan resiko yang BEBERAPA.
jalan rusak yang berakibat pada tinggi nya biaya perawatan mobil. Jalur-jalur transportasi umum yang tidak segemuk trayek Blok M-Tanjung Priuk, menmbuat tidak banyak orang ingin berinvestasi di bidang transportasi umum. Besarnya biaya perawatan dan Kecilnya jumlah penyedia transportasi ini lah yang menurut pendapat saya menjadi penyebab tinggi nya biaya transportasi, tidak hanya di Pulau Sumbawa, tetapi juga di sebagian besar wilayah Indonesia.




"siap-siap dek, Bus nya penuh lho, gak seperti di Jawa.", kata seorang bapak di terminal Sumbawa Besar. HEH! mungkin dia tidak tahu, sudah jadi keharusan mungkin juga hobi saya sendiri mengendarai bis "Deborah", menumpang KRL pada saat rush Hour. Saya rasa itu pun sudah cukup gila.apa lagi yang bisa lebih buruk.

ternyata , saya lah yang tak tahu apa2. ya bus itu penuh, angkutan itu benar-benar mengangkut segalanya. sebut saja, Sepeda anak? Sepeda Motor? Ayam Hidup? Melon? Kubis? Ikan Asin? dan kalian tahu Lemari? (kotak kayu besar dimana kita menyimpan pakaian kita?) (ya lemari... yang sudah terakit rapih pastinya) dan jangan lupakan Manusianya. di Jakarta kita pernah melihat Bus Kecil dengan kursi 2-2 atau 2-3, bukan? saya pun berani bertaruh tak ada bis antar kota di Jawa yang meletakan penumpang nya sebanyak TUJUH orang dalam satu barisnya.

satu hal unik yang terjadi disini, adalah walau mereka hampir setiap hari mengendarai angkutan itu, toh tetap saja ada penumpang yang muntah karena mabuk darat. mungkin memang rusaknya jalan disana lebih gila dari jalanan Cakung-Cilincing yang sudah banyak merugikan negara ini.

"Miskin karena Rusak!", tulis kompas(saya lupa tanggal terbitnya) yang membahas mengenai nilai loss yang harus dialami Masyarakat Indonesia karena rusaknya jalan raya Ca-cing yang merugikan para supir kontainer yang selalu terlambat secara langsung dan berimbas pada negara ini. hah! itu kenyataan yang ada. saya tohjuga bingung harus berbuat apa.


setidaknya kami selamat sampai tujuan..
dan sekali lagi..

VIVA LA VIE BOHEME!


Samping Laut-jalan raya Sumbawa Besar-Bima juga menawarkan pemandangan yang sensasional yang meliputi desa tradisional, Laut, dan Gunung Tambora



Kuda Sumbawa- NTB sangat terkenal dengan kudanya, terutama yang berasal dari pulau Sumba dan Sumbawa. kuda-kuda ini masih menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat.

Tidak ada komentar: