Sabtu, 09 Agustus 2008

Dan Tangan pun dapat mengalahkan kecepatan insting...

(foto : Ferry Padang Bai-Lembar, 010708)

300608, ya,ini lah saya, kata mereka (kata semua mungkin) saya lah yang berpenampilan paling awut-awutan atau paling seram diantara 6 orang peserta perjalanan yang lain. tapi toh pada akhirnya hal itu tidak menghalangi saya sebagai satu-satunya peserta yang mengalami kecopetan.

antara Pasuruan dan probolinggo, dompet itu hilang juga.. cuma satu yang ada di pikiran saya saat itu. bukan bagaimana hidup 2 minggu ke depan (rencana 2 minggu yang akhir nya dengan 1bulan), tapi bagaimana saya menghadapi customer service BCA yang sudah hafal wajah saya yang sejak pertengahan 2007 hingga awal 2008 sudah 3 kali mengganti kartu ATM dengan berbagai alasan (patah, ditelen mesin di ponorogo, dan keselip)

toh, dengan bantuan asupan dana dari Ibukota, dan kawan-kawan senasib, dan tidak boleh dilupakan Surat Kehilangan yang menggantikan KTP untuk memasuki bali menjadi penolong saya untuk mengambil keputusan tidak usah puLang

Rokok Murah- Rasa sama harga murah, tembakau"LINGWE"
(linting dewek) menjadi pilihan utama untuk menghemat biaya perjalanan bagi para perokok berat.

Sudah menjadi rahasia Umum bahwa Jawa timur, dan pulau madura adalah pusat tembakau yang mungkin paling besar di Indonesia.Kediri, Gresik, Malang dan Madura sendiri menjadi salah satu penghasil rokok-rokok ternama , yang kadang kadang juga "rokok tak ternama" yang didistribusikan di seluruh Indonesia. dan kalu tidak salah Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak menandatangani Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). mungkin karena orang Indonesia juga yang tak bisa hidup tanpa tembakau, meskipun cukai rokok yang sedemikian besar tidak mungkin dapat menutupi biaya kesehatan yang keluar setiap tahunnya karena penyakit penyakit akibat Rokok.

grup kami pun terdiri dari perokok dan peminum kopi berat. 2 kawan setia kuli bangunan, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. bukan karena semangat gembelitu kami membeli tembakau ini, tapi lebih karena masalah dompet yang tak setebal dompet anggota DPR.

"setidaknya kalo kita beli dari pasar, uang nya masuk langsung ke petani, nggak ke perusahaan yang jual rokok tapi petani gak dapet apa2...", kata tonte.



ini Tonte, kenapa foto ini dipasang?
lebih karena toko di belakangnya, tonte (Oktora HArtanto, yang biasa dikenal dengan panggilan IJO, karena ke-"hijau"-an nya dalam melakukan banyak hal) akhirnya menemukan toko yang mengekspresikan dirinya.. yang masih hijau.. sama seperti MArlboro Kretek yang Masih Hijau dalam urusan pembuatan Rokok Kretek.

Tidak ada komentar: