Senin, 11 Agustus 2008

SPACE TRUCKIN..... truckin with alien...


tetap tanpa Surat-surat - surat tilang yang dipajang di kaca depan secara tegas menunjukan bahwa "kendaraan ini tidak memiliki surat-surat"

"jangan bicara dengan orang asing..." "pulang sekolah langsung pulang yaa.., jangan keluyuran, jangan mau ikut kalo diajaka pergi sama orang yang gak dikenal" mungkin saat kita kecil, kita sering sekali mendapat wejangan seperti ini dari orang tua kita. Maksudnya tentu baik, agar kita tidak celaka , dan tidak terkena musibah yang tidak kita inginkan. sebut saja sebagai contoh, penculikan.
tapi hari itu kami melanggar kata2 dari orang tua kami.

ketika kami sedang mencari transportasi (yang "murah") pastinya, kami sempat merasa putus asa, bus-bus yang menawarkan jasa nya kepada kami memberikan harga, yang setidaknya bagi kami, kurang mahasiswa.

mobil express, bagasi eksekutif, harga ekonomis, modal senyum manis..

seketika itu juga datang tawaran dari supir truk yang kebetulan mengarah ke Sumbawa besar, beberapa puluh langkah lebih dekat dengan Bima tentunya. dengan harga yang menggiurkan pula, 50 ribu saja untuk melintasi pulau lombok hingga ke kota Sumbawa Besar.tawaran itu pun langsung kami ambil.

kami tahu, para supir truk itu sebenarnya juga butuh kawan bicara. membosankan tentunya, unutk bicara dengan orang yang sama (baca : kenek) untuk jangka waktu yang cukup lama (Jakarta-Surabaya, ato Jakarta-Sumbawa). begitu pula bagi sang kenek. selain itu kami juga tahu mereka butuh pemasukan tambahan untuk tetap membuat api di dapur mereka tetap menyala.

"dulu saya preman, di daerah PAiton, yah gini, kerjanya nyetopin truk-truk yang lewat." ujar Pak Slamet, supir bis kami yang katanya asli dari Malang, kota asal orang tua saya. "lama-lama bosan juga jadi preman, dapet uang abisnya buat perempuan dan mabu' saja"
itu adalah sedikit percakapan yang terjadi antara kami dan supir truk yang kendaraan nya kami tumpangi.
secercah harapan di Negeri ini?
bisa jadi,,, walaupun belum tentu..

ternyata di tengah maraknya orang untuk saling sodok, dan hidup Jorok toh ada juga yang berusaha unutk sadar.
ternyata ada juga di negara ini wong cilik yang lebih memilih uang susah daripada uang mudah..



setidaknya dengan menumpang fuso yang lebar seperti dalam film "BJ an the Bear" itu kami tidak hanya mendapatkan cerita , namun juga makanan murah. Karena berbeda dengan bus yang kemungkinan besar akan menghampiri restoran yang mahal harganya, dengan menumpang truk kami bisa mengikuti mereka (para supirnya) untuk makan di tempat biasa mereka makan. Yang Artinya : MURAH, MERIAH DENGAN PORSI MARAH....


VIVA LA VIE BOHEME!!


Tidak ada komentar: