Sabtu, 09 Agustus 2008

The South New Night Style....


para penumpang beristirahat menunggu kereta berangkat dari stasitun Bangil, Pasuruan
(300608)

290608, Atau biasa dikenal dengan nama "Gaya Baru Malam Selatan", hanyalah nama sebuah kereta. satu dari sekian banyak kereta ekonomi yang lalu-lalang melintasi pulau jawa.

36.ooo, Jakarta Kota- Surabaya Gubeng, naik taksi pun bisa menghabiskan 60 ribu rupiah dari Kampus UI ke Bintaro sektor IX. kalo kata orang jawa "nggawe murah, ndjaluk selamat".

cari selamat?
bukan disini tempatnya... sulit mencari selamat di sini.. setidaknya menurut saya untuk sebuah kereta yang berjalan kurang lebih 18 jam..(beruntung kami tepat waktu, kita sendiri tahu bagaimana track record PT.KAI yang tak pernah menjalankan kereta pada track-nya) kereta ini tidak dilengkapi peralatan keselamatan yang memadai, atau setidaknya "berfungsi" dengan baik.

tapi toh keadaan juga yang memaksa penggunanya untuk membuat itu menjadi "biasa" bagi mereka. bukan hal yang aneh melihat seseorang berdiri dari Stasiun Kota sampai Surabaya, dengan perasaan Harap-harap cemas bahwa ia berdiri di tempat yang benar dimana orang yang duduk dikursi dekatnya turun sebelum surabaya (bukan bukan HHC karena takut celaka)


saling tumpuk- kaki pun harus saling tumpuk si dalam kereta karena sempitnya ruangan.
ketika musim lebaran datang kaki kita pun takkan sebebas ini, karena disitu lah orang2 juga berdiri.

kami berangkat dari stasiun senen, dan karena kami memiliki nomor kursi kami sedikit tenang, tapi seketika itu juga kami harus berebut dengan penumpang-penumpang lain untuk berebut mengambil tempat unutk bagasi kamiyang terdiri dari tas2 berukuran satu meter lebih. tas-tas yang biasa kami sebut carrier, yang diproduksi oleh perusahaan outdoor ternama (baca : northface, lowe alpine, deuter, karrimor) harus bersaing dengan kardus-kardus Indomie buatan dalam negeri. munkin inilah contoh dari nation.al treatment ketika pada akhirnya yang MUDA dan KUAT lah yang menang mengambil tempat itu. sedikit merasa bersalah, tapi bisa bilang apa kita?



Siapa Cepat,Dia Dapat- Saling rebut mendapatkan posisi yang aman unutk barang-barang bawaan menjadi sesuatu yang harus dilakukan sebelum kereta semakin penuh di stasiun berikutnya.


ini baru awalnya, kita tunggu penumpang berikutnya dari stasiun-stasiun lainnya naik, kondisi semakin tidak mendukung keselamatan. kenyamanan? buat kami keadaan ini sudah cukup nyaman, karena kami bisa bertukar pikiran, bercanda dengan penumang lain bahkan ketika para pedagang mulai berkeliaran dengan dagangan nya yang berharga "Semua sewu" (Valu$ pun kalah..) kami pun bisa ikut mencicipi camilan dari penumpang-penumpag yang baik hati itu.

belum lagi para pengamen, dari kata "misi bang..." lalu berubah menjadi "punten a'...." hingga "nyuwon sewu mas.." pun mulai kita dengar. satu hal yang sama dari mereka walaupun memiliki logat yang berbeda-beda adalah lagunya. (gaby kalo tidak salah) Dengan lagu yang sedang marak di tayangkan di infotaiment menghiasi perjalanan 18 jam kami. tak satu pun dari kami menikmati lagu tersebut, mungkin kecuali Tonte, yang mendalami lagi yang menyayat hati nya itu..

pernah ada rasa cinta, antara kita kini sudah tiada..
jauh kau pergi meninggalkan diri ku,disini aku merindukan dirimu
ingin ku mencari pengganti diri mu tapi tak ada yang seperti dirimu oh.. *****i.

Se
kali lagi perjalanan ini baru saja mau di mulai...
ini baru awalnya..
ini baru pemanasan..
dan kita sudah bisa melihat bentuk kehdiupan dari masyarakat Indonesia, yang setidaknya bisa saya katakan Pada Umumnya.... mungkin tidak semua dari kita merasakan kereta ini, tapi setidaknya kalian pun pasti pernah merasakan KRL ekonomi Jakarta-Bogor. bayangkanlah kalian dengan KRL itu, menuju surabaya..











Tidur Berdiri- seorang bapak terpaksa tidur berdiri
hingga stasiun purwokerto karena tidak mendapat tempat duduk



Toh tak Semua nya buruk.. (walaupun hal di atas mungkin sebenarnya juga bukan sesuatu yang buruk..). pemandangan Indah sawah-sawah di Jawa Tengah pun menambah warna tersendiri dan memberikan semangat tersendiri, setidaknya bagi juru foto seperti saya.



kami pun harus berpisah dengan teman-teman baru kami karena kami harus berhenti di stasitun Wonokromo, dari sana kami melanjutkan perjalanan dengan kereta commutter "panataran" ke Bangil,Pasuruan.
ketika itu tanggalan sudah tercoret 1 hari lagi. tanggal 30 juni 2008, yang berarti baru 2 hari kami meniggalkan rumah.

Tidak ada komentar: